Jayabaya tentang tindak kejahatan jaman modern

Jayabaya tentang tindak kejahatan jaman modern
mbah subowo.
Berabad penduduk di Pulau Jawa hanya bernaung di rumah berdinding anyaman bambu (gedhek) atau papan dan berlantai tanah. Mereka tidak berniat membuat rumah batu. Di masa silam ada sementara anggapan bahwa rumah berdinding batu hanya cocok untuk candi dan istana raja, tidak cocok untuk rumah kawula biasa.
     Berabad hingga tahun tujuhpuluhan rumah gedhek atau dinding kayu sangat rawan “digangsir” oleh pencuri. Pencuri berusaha memasuki rumah yang dijadikan sasaran dengan cara menggali lubang tanah mepet dinding luar rumah. Lubang digali secukupnya hingga cukup tubuh si pencuri bisa menerobos melalui galian tersebut  untuk menggasak isi rumah sasaran.
     Saat ini (2020) maling tradisional yang mengendap di malam hari sudah jarang terjadi. Berbagai tindak kejahatan banyak terjadi dilakukan siang hari.  Spesialis maling rumah kosong sering mengambil barang berharga justru pada siang hari tatkala penghuninya lalai waktu meninggalkan rumah. Ada kalanya penghuni teledor membiarkan pintu atau jendela terbuka, sehingga mengundang tamu tak diharapkan menguras isi rumah.
     Kejahatan tradisional semacam menggangsir rumah dan mencuri barang selagi tuan rumah pulas telah bermetamorfosis menjadi kejahatan modern. Mereka yang berpendidikan tinggi dan sukses menjabat merasa tidak puas terhadap penghasilan yang wajar, maka timbul niatan jahat antara lain menyalahgunakan wewenang jabatan untuk memperkaya diri.
     Berikut ini sekadar prediksi bahwa maling itu tidak lagi kurus-kurus karena mengendap-endap di malam gelap gulita. Dan berpakaian serba hitam guna menyamarkan diri dengan kegelapan malam. Akan tetapi justru maling sekarang berpakaian serba wah, mengendarai kendaraan yang juga wah. Mereka bertubuh subur dan sangat sehat.

Maling lungguh wetenge mblenduk (Jayabaya, 1100-an)

     Kelak di masa depan di jaman terbolak-balik, kejahatan berupa pencurian akan semakin parah. Karena para pencuri itu saking sehatnya bisa bertubuh subur, tatkala sedang duduk di kursi empuk maka perutnya semakin membuncit. Mereka adalah para oknum pejabat Negara maupun swasta yang menemukan cara mudah dalam upaya memperkaya diri.
     Mereka para oknum yang dengan susah-payah memperoleh jabatan justru menyalahgunakan wewenang jabatannya demi kepentingan pribadi. Bukankah penghasilan mereka sudah lebih dari cukup? Maka tak seharusnya berupaya melakukan kejahatan apapun. Jika tertangkap mereka akan rugi besar hingga menerima ganjaran yang setimpal dengan perbuatannya.
     Sekian untuk sekali ini.
*****




Subowo bin Sukaris
HASTA MITRA Updated at: 1:12 PM