Jayabaya tentang
cuaca ekstrim
Berabad-abad bumi
subur-makmur dalam kedamaian abadi. Pasca perang dunia kedua, Jerman kalah
perang dari sekutu. Teknologi menakjubkan hasil riset balatentara Hitler
menyebar ke penjuru dunia: Amerika S., Sovyet Uni, Britania Raya, Prancis, dan
seterusnya. Itulah awal bencana melanda planet satu-satunya yang paling mulia
di alam semesta, tempat eksistensi makhluk paling mulia: umat manusia.
Hanya dalam kurun 70 tahun
saja teknologi dan sains telah berkembang mengalahkan ribuan tahun budaya nenek
moyang manusia. Satelit, teleskop ruang angkasa, rover antarplanet, pesawat
udara, roket luar angkasa, kapal selam, mesin-mesin motor bakar, motor listrik,
hingga rekayasa atom yang mampu mengubah uranium menjadi plutonium yang sangat
berguna bagi dunia kesehatan, energy mahabesar, dan senjata militer. Belum lagi
penemuan computer super hingga prosesor kuantum yang sebentar lagi mampu
diwujudkan manusia.
Dampak kemajuan
besar di atas cuma satu yang merugikan manusia itu sendiri di samping berbagai
limbah berbahaya: perubahan cuaca menjadi ekstrim.
Siklus alami ribuan
tahun mengenai pergerakan angin yang membawa awan hujan, dan angin kering yang
bergerak antarbenua telah mengalami perubahan. Ditambah lagi kenaikan suhu di
tropofir bagian paling vital pada lapisan atmosfir planet bumi. Sudah barang
tentu kenaikan suhu tersebut pelahan tapi pasti telah mencairkan es berupa
gletser di gunung dan lapisan es abadi di kedua kutub bumi.
Berikut ini ini
sekadar referensi mengenai fenomena cuaca ekstrim di atas pada satu bait syair
nujum masyhur Nusantara yang hidup delapan abad yang silam Sri Aji Jayabaya:
Akeh udan salah
mongso (Jayabaya, 1100-an)
Kelak di masa depan orang
Jawa/Nusantara akan memasuki jaman terbolak-balik atau jaman edan. Dalam
kehidupan sehari-hari akan menghadapi cuaca tidak lagi teratur seperti
berabad-abad yang silam, akan tetapi menghadapi cuaca yang berubah-ubah tanpa
mau sendiri. Tatkala itulah musim kemarau justru turun hujan, dan tatkala tiba
musim hujan terjadilah hujan yang sangat lebat sekali (cuaca ekstri).
Sekian untuk sekali
ini.