Ramalan Joyoboyo tentang Pemanasan Bumi

Ramalan Joyoboyo tentang Pemanasan Bumi

mbah subowo
Jaman milineum ketiga memasuki babak baru. Planet jagad manusia semakin rapuh saja. Dari masa ke masa kebutuhan rumah tinggal terus menggerus lahan hijau pepohonan besar. Dan dengan hilangnya pohon besar terus-menerus karena tergusur oleh ladang beton maka suatu wilayah selamanya akan semakin panas. Apalagi di wilayah sekitar garis khatulistiwa, tidak ada kompromi di musim kemarau cuaca akan bertambah panas dari masa ke masa. Penyebabnya jelas yakni semakin sedikitnya pohon besar dan juga adanya pembakaran bahan bakar fosil baik skala sporadis kendaraan dan juga skala besar di dunia industri.
     Kepadatan hunian dan juga bangunan sekelas gedung bertingkat yang pada akhirnya menggusur lahan bagi pepohonan besar, membawa dampak paling besar terjadinya pemanasan Bumi secara global.
     Para pakar lingkungan hidup sudah tahu cara bagaimana mengatasinya, akan tetapi belum berhasil mengimplementasikannya guna mengatasi persoalan besar bagi satu-satunya planet ajaib di alam semesta raya.
     Planet Bumi adalah nirwana di alam semesta, suatu tempat paling indah di jagad raya. Proses unik tatkala pembentukan bumi yang kini memiliki medan magnet guna menangkal radiasi matahari, memiliki gravitasi kuat guna menahan atmosfir tebalnya. Dan keunikan lainnya tentu suatu ketika akan menyeimbangkan dirinya sendiri.
     Keseimbangan planet akan terjadi secara alamiah, dan karena ulah manusia yang destruktif maka kelak akibatnya akan ditanggung oleh seluruh penghuni bumi.
     Joyoboyo peramal Nusantara yang hidup Sembilan abad silam memprediksi kondisi pemanasan bumi berikut ini:

    "Sekilan bumi dipajeki" (Joyoboyo, 1100-an)

Kelak di masa depan dengan kemajuan umat manusia di segala bidang terutama dalam ilmu kedokteran maka populasi penduduk akan bertambah dari masa ke masa. Dengan besarnya penduduk Jawa (Nusantara) maka lahan-lahan akan dikuasai oleh para individu tersebut. Dan dengan semakin bertambahnya skala pemilikan atas lahan di Jawa (Nusantara) maka dengan sendirinya negara akan dapat memunguti pajak atas tiap jengkal tanah penduduk.
     Sekian untuk sekali ini.
*****


Subowo bin Sukaris
HASTA MITRA Updated at: 10:41 AM