Perang Korea Jilid Dua dan Kekalahan Amerika

Perang Korea Jilid Dua dan Kekalahan Amerika

Mbah subowo bin sukaris

Korea Utara negeri komunis yang dimusuhi Amerika Serikat dan bahkan hampir seluruh dunia. Alasan peluncuran rudal menjadi fokus kesalahan rejim komunis itu ditentang seluruh dunia.
     Semua alasan untuk mengucilkan Korea Utara tidak relevan, karena tidak dipungkiri oleh siapapun mereka (Korut) tengah berperang dengan musuhnya sendiri, bahkan gencatan senjata pun antara Korut dan Korsel belum pernah terjadi. Yang terjadi masing-masing pasukan mundur pada garis demarkasi yang ditetapkan secara sepihak. 
     Amerika tidak menyadari bahwa dia sebenarnya tengah berperang dengan Korea Utara. Karena de fakto dua Korea belum meneken perjanjian damai sejak perang Korea meletus.
     Jelas bagai siang sebenarnya Korut ingin perang Korea selesai. Akan tetapi bagi Amerika itu sangat merugikan reputasinya pada perang korea yang notabene belum selesai. Amerika hanya menunda kekalahannya dengan mempertahankan eskalasi perang tiada akhir.
     Faktanya Korea Selatan yang melejit ekonominya, dan Korea Utara pun mengimbanginya dengan caranya sendiri. Bangsa Korea seharusnya menyelesaikan perang di antara mereka lebih dulu. Dan perdamaian memang kecil karena ideologi masing-masing saling bertentangan.
    Dengan asumsi kedua Korea tengah berperang, maka Seoul hancur jika Pyongyang menekan tombol nuklirnya. Amerika mencoba mengambil alih target serangan Korut dengan bertindak di sisi lain melindungi sekutunya Korsel. Dunia juga lupa bahwa militer Korut memang siap menangkal agresi asing dibandingkan serangan lawan utamanya Korsel yang sibuk dengan ekspansi ekonominya.
    Pokok persoalan bukan tentang peluncuran macam-macam rudal, akan tetapi mendamaikan kedua Korea. Peluncuran rudal dalam situasi perang sebenarnya upaya membela diri. Amerika sebenarnya khawatir sekutunya akan kalah dalam perang satu lawan satu.
     Jelas upaya Korea Utara dalam upaya membela diri hanya memiliki pilihan terbatas. Jika kedua Korea bisa berdamai dan mengakhiri perangnya maka Amerika tidak dibutuhkan lagi. Oleh sebab itu semua sanksi harus dicabut dan kedua Korea harus dipaksa menekan perjanjian damai guna mengakhiri perang Korea. Amerika tidak usah memprovokasi kedua Korea. Percayalah bahwa Korea Utara tidak tengah menyerang Amerika maupun negeri lainnya, walau sudah berkemampuan nuklir.
     Ada pepatah, 'siaplah berperang untuk mendapatkan perdamaian'. Atau berdamai dan dengan siap berperang.
     Hanya saja seluruh dunia menafsirkan lain terhadap ulah Korut yang terus meluncurkan rudalnya. Korut hanya ingin menunjukkan kesiapannya untuk menangkal serangan dari manapun, termasuk serangan Amerika Serikat.
     Kekalahan Amerika di Vietnam pada perang Vietnam dan kini Vietnam bersatu. Amerika tentu tidak ingin Korea bersatu menjadi Komunis seperti Vietnam. Andaikata Korea bersatu Amerika khawatir terwujudnya efek domino yakni terjadi juga Taiwan akan bersatu dengan Tiongkok.
     Dalam peperangan mendatang jika terjadi pertempuran hebat di Semenanjung Korea, maka Tiongkok akan mengambil kesempatan dalam kesempitan dengan menyerbu Taiwan atau negeri lainnya.
     Pertahanan Jepang akan rentan jika Taiwan bersatu dengan Tiongkok disertai Kedua Korea bersatu menjadi negeri sosialis.
     Sekian untuk sekali ini.


Subowo bin Sukaris
HASTA MITRA Updated at: 11:09 AM