Ramalan Joyoboyo dan wilayah kerajaan Majapahit

Ramalan Joyoboyo dan wilayah kerajaan Majapahit

mbah Subowo bin Sukaris

“Hanya omong kosong Majapahit itu seluas Nusantara. Negara Kerajaan Majapahit wilayahnya cuma pulau Jawa bagian tengah dan timur!” ujar seorang pakar yang termuat dalam portal berita online pada penghujung 2013. Ini pernyataan seorang pakar sebut saja X yang sungguh menggelikan sekaligus mengenaskan.

     
      Sebagai referensi untuk membantah pendapat pakar di atas. Ada seorang doktor HC, yang juga satu-satunya nominator nobel Sastra dari Nusantara telah menulis sebuah buku mengenai Majapahit. Walaupun buku itu belum diterbitkan karena persoalan teknis –- isi buku adalah hasil riset bertahun-tahun sebagai dosen dari hasil mengumpulkan tugas para mahasiswa beliau. Majapahit pada awalnya memang cuma hutan Tarik dan setelah melalui perjalanan panjang sebagai kerajaan selama 185 tahun Majapahit dapat dikatakan tinggal sekepal kembali sebesar asal mulanya. Ada masa-masa perkembangan kekuasaan meliputi wilayah di luar Pulau Jawa. Secara bertahap pembangunan militer Angkatan Laut Majapahit yang menguasai sepanjang pantai pulau besar dan kecil di luar Jawa.
      Selain kerajaan luar Jawa yang tunduk pada AL Majapahit, bahkan Kerajaan Brunai, Melayu, bahkan Mindanao pada masa tertentu meminta perlindungan di bawah kekuatan militer AL Majapahit. Kerajaan-kerajaan di luar Jawa memang tunduk kepada Majapahit semata-mata karena gentar terhadap kekuatan kapal perang Majapahit. AL Majapahit pada jamannya merupakan satu-satunya superpower di belahan bumi selatan Khatulistiwa.
     Kembali pada pakar di atas yang menyebut karya M. Yamin 1945 adalah absurd, berikut ini sedikit referensi mengenai hal tersebut.
      “Buku ‘Gajah Mada’ karangan M. Yamin itu sebenarnya adalah hasil pekerjaan saya, karena waktu itu saya ikut serta menggarap buku tersebut.” Ujar si doktor HC yang mendapatkan gelar tersebut dari suatu universitas pemerintah yang sangat bergengsi di negeri Paman Sam.
      Berikut ini bait syair Joyoboyo yang memprediksi bahwa kelak di masa depan ada hal yang meragukan atas kredibilitas para ahli atau pakar, bahkan hingga yang bergelar Doktor sekalipun.


akeh wong janji ora ditepati
akeh wong nglanggar sumpahe dhewe
Joyoboyo, abad 12 M.

Kelak di masa depan (di jaman terbalik) banyak orang yang membuat janji akan tetapi tidak mau melunasi janjinya. Bukan hanya itu saja seorang sarjana, doktorandus, dokter, doktor, maupun pegawai hingga pejabat tinggi yang diambil sumpahnya pada masa awal sebelum memegang jabatan atau gelarnya, ternyata di kemudian hari melakukan tindakan yang bertujuan memperkaya diri sendiri dengan menggunakan pengaruh atas jabatan atau gelar yang tengah disandangnya. Dengan demikian orang yang menyelewengkan jabatan atau gelarnya itu berarti telah melanggar sumpah jabatan yang diucapkannya sendiri.

*****


Subowo bin Sukaris
HASTA MITRA Updated at: 7:33 AM